Masuk Akal Jika Anak Lebih Tertarik Belajar Coding
15/11/2019 2019-11-12 14:24Masuk Akal Jika Anak Lebih Tertarik Belajar Coding
Masuk Akal Jika Anak Lebih Tertarik Belajar Coding
Di kota-kota besar, lembaga kursus yang paling banyak diminati adalah kursus coding. Bukan lagi kursus matematika atau Bahasa Inggris. Ini menunjukkan tingginya minat belajar coding anak.
Tentu hal tersebut sangat masuk akal. Pertama, ujian akhir sekolah tidak lagi menjadi acuan kelulusan. Sehingga anak bisa lebih bebas memilih kursus yang sekalipun tidak ada kaitannya dengan pelajaran sekolah.
Di sisi lain, belajar coding itu dekat sekali dengan dunia anak-anak saat ini. Kini, sepertinya tidak ada lagi anak yang tidak tahu internet. Mereka sudah bersinggungan langsung dengan internet. Bagi beberapa anak, mereka ingin sekali mempelajari tentang hal yang lebih dalam lagi seputar internet. Mereka belajar tentang coding.
Bagi Anda orang tua, tentu sangat senang jika anak Anda memiliki keinginan sendiri untuk mempelajari coding. Anda bisa saja siap untuk keluar uang berapapun untuk memasukkan anak ke tempat kursus coding anak.
Namun, apakah Anda tahu usia berapa anak tepat untuk dimasukkan ke tempat kursus coding? Lalu, apakah Anda yakin anak akan betah untuk belajar coding?
Mulai Kapan Anak Boleh Belajar Coding?
Dulu, coding merupakan pelajaran yang sangat istimewa. 10 tahun yang lalu, hanya orang-orang hebat saja yang bisa belajar coding. Hanya mereka lulusan dengan nilai matematika tinggi yang diterima di kampus jurusan coding atau pemrograman.
Kini, coding bukan lagi pelajaran untuk anak kuliahan. Anak-anak yang masih berada di bangku sekolah pun bisa belajar. Makanya, semakin menjamur sekolah coding anak.
Hanya saja, tidak semua anak sebaiknya diperbolehkan belajar coding. Menurut pakar psikologi anak, sebaiknya anak usia SMP baru diperbolehkan mempelajari coding.
Tentu bukan tanpa alasan. Ada beberapa pertimbangan. Salah satunya kesiapan otak anak untuk belajar coding. Pasalya, saat masuk di sebuah kursus belajar coding anak, setiap siswa dituntut untuk berpikir. Kursus coding tidak hanya mempelajari coding. Anak juga belajar logika, berpikir kritis untuk memecahkan sebuah masalah, dan memiliki pola pikir yang terstruktur.
Untuk anak yang usianya masih kecil, seperti anak SD, tentu mereka akan sedikit kesulitan. Apalagi jika mereka masih suka merengek atau mengeluh setiap kali mendapatkan masalah. Jadi, sebaiknya Anda masukkan anak ke sekolah coding untuk anak saat ia sudah berada di bangku SMP.
Akan tetapi, bukan hal yang salah juga jika anak SD dimasukkan ke kursus ini. Karena perkembangan setiap anak berbeda-beda. Usia bukan patokan.
Toh sekarang coding semakin mudah. Tidak terlalu rumit. Ada tool atau software coding yang memang didesain untuk pemula, terutama anak SD. Selain itu, kelas coding anak juga membuat kurikulum yang bisa disesuaikan dengan usia peserta didik.
Jadi, kapan Anda akan memasukkan anak ke kelas coding? Jika memang ada potensi, biarkan anak mengasah potensi tersebut. Jangan setengah-setengah. Biarkan anak belajar coding dengan ahlinya secara langsung.
Belajar Coding Tidak Membosankan
Mengapa banyak anak yang suka belajar coding? Karena ini termasuk kursus yang tidak membosankan. Beda dengan kursus matematika. Memang tidak semua. Namun, kebanyakan anak masuk ke kelas kursus matematika karena tuntutan orang tua atau karena takut tidak lulus ujian.
Beda dengan belajar coding anak. Kebanyakan anak memang sudah tertarik. Apalagi anak suka game. Mereka memiliki motivasi sendiri ketika mengikuti kursus. Sehingga ia dengan senang hati akan mengikuti kelas coding.
Tidak percaya? Berikut ini beberapa hal yang membuat anak tidak bosan ikut kursus coding.
- Bisa Bikin Game Sendiri
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, anak suka dengan game. Dan ada beberapa anak berpikir lebih jauh lagi. Mereka ingin bisa membuat game sendiri.
Pada saat itulah anak ingin tahu bagaimana cara coding. Mereka biasanya akan meminta orang tuanya untuk memasukkan ke kelas coding anak. Dengan motivasi kuat agar bisa membuat game sendiri, rasanya tidak ada alasan anak bosan. Justru mereka terus semangat untuk masuk kelas kursus tersebut.
Dan ini tanda yang bagus. Karena Anda sebagai orang tua yakin bahwa gadget tidak hanya memberikan pengaruh negatif. Gadget membuat anak semangat belajar coding yang lekat sekali dengan dunianya saat ini dan juga di masa yang akan datang.
- Bangga dengan Kreasinya Sendiri
Setelah mereka mampu membuat game sendiri, mereka merasa bangga. Mereka sudah mampu berkreasi. Bisa saja mereka akan mempamerkan game buatannya tersebut kepada teman-temannya yang lain.
Dan apa yang terjadi selanjutnya? Tentu saja mereka tidak akan berhenti. Mereka akan terus berusaha untuk membuat kreasi game yang baru lagi dan lagi.
- Tempat yang Asyik
Biasanya, kursus coding anak itu didesain seru. Jauh dari kesan kaku. Ini yang juga membuat anak betah untuk berlama-lama dan terus belajar di sana.
- Menemukan Hal yang Baru
Dan ini yang paling membuat anak betah. Mereka tidak bosan-bosannya belajar coding karena mereka terus mendapatkan hal yang baru. Setelah membuat game sederhana, mereka terus mengembangkan game tersebut sehingga menjadi lebih rumit dan lebih menantang untuk dimainkan orang lain.
Dan tidak hanya game. Dengan mempelajari coding, anak juga bisa membuat software lainnya. Bukan tidak mungkin anak bisa membuat program yang sangat diperlukan anak-anak sebayanya saat ini.
Jadi, masuk akal sekali kan jika anak tidak bosan belajar coding? Maka dari itu, Anda sebagai orang tua pasti tidak kecewa jika Anda memasukkan ke kursus belajar coding anak.