Mari Didik Anak Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
14/12/2018 2018-12-20 11:39Mari Didik Anak Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
Mari Didik Anak Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
Les coding anak di iBiG Academy banyak mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Kebiasaan ini kalau dipupuk dan dibiasakan juga di rumah dan tempat kursus, anak-anak akan memiliki sebuah soft skills yang dicari orang banyak ke depannya.
Setiap anak pasti pernah menemui masalah. Masalahnya mungkin sepele di mata orang dewasa, namun mereka kudu belajar menyelesaikannya. Mulai dari menghadapi tugas sekolah yang banyak atau ketinggalan buku pelajaran dari rumah, dia perlu belajar cara menanganinya hidupnya sendiri.
Sebuah penelitian dari Behaviour Research and Theraphy mengemukakan, anak-anak yang kesulitan memecahkan masalahnya sendiri lebih mudah terkena depresi dan bunuh diri. Untuk memperbaikinya, kita pun perlu mengajarkan kemampuan yang satu ini agar anak-anak tumbuh sehat secara mental.
Kemampuan ini bisa diajarkan sejak kecil dan semakin berkembang lewat berbagai pengalaman dan informasi yang dia terima.
Alasan Anak Butuh Belajar Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
Anak-anak menghadapi masalah-masalah setiap hari. Mereka bisa berhadapan dengan sekolah yang banyak atau kesulitan mengikuti pelajaran yang tidak disukai. Namun hanya sedikit anak-anak yang memiliki formula untuk menyelesaikan masalah.
Anak-anak yang kurang kemampuan dalam penyelesaian masalah biasanya menghindar ketika melihat masalah. Mereka memilih membuang waktu dalam menghindari masalah dibanding mengerahkan kemampuannya untuk mencoba selesaikan. Inilah penyebab banyak anak-anak yang tertinggal dalam pelajaran atau kesulitan menjaga persahabatan.
Mereka yang tidak memiliki kemampuan tersebut juga sering bertindak tanpa menyadari mereka memiliki opsi-opsi. Mereka lebih memilih pukul seorang anak yang melanggar peraturan karena dia tidak tahu apa yang perlu diperbuat.
Atau dia memilih untuk keluar dari kelas karena diejek karena tidak tahu cara membuat ejekan itu berhenti. Pilihan-pilihan impulsif ini akan menghasilkan masalah-masalah yang besar dalam jangka panjang.
Cara mengajarkan anak untuk evaluasi masalah di rumah
Tentu kita sebagai guru ataupun orang tua tidak bisa membiarkan anak-anak menghindar dari masalah terus menerus. Jadi ketika kita berhadapan dengan anak-anak yang bermuram durja, kita bisa memberikan formula penyelesaian masalah. Biasanya mereka akan lebih percaya diri bila sudah mencoba dan berhasil.
Langkah-langkah menyelesaikan masalah:
1. Identifikasi masalah
Hal pertama kali yang perlu dilakukan seorang anak adalah mengakui adanya masalah. Orang yang mengaku biasanya lebih berkeinginan untuk mendapatkan solusi. Selain itu mereka perlu mencari tahu akar permasalahan di mana.
Banyak pengalaman-pengalaman buruk yang terjadi itu berasal dari satu masalah yang tidak diselesaikan. Misalkan, anak memiliki nilai buruk, sulit konsentrasi belajar, selalu berasa mengantuk ini ternyata suka bermain game hingga tengah malam.
2. Kembangkan 5 solusi dari permasalahan tersebut
Diskusi adalah teknik terbaik dalam menemukan solusi-solusi. Tidak semua solusi ini adalah solusi yang paling tepat. Tetapi diskusi hanya akan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeluarkan ide-ide di pikiran agar masalah terselesaikan. Bahkan ide yang tampaknya lucu bisa jadi ide terbaik.
Pengeluaran ide ini sangat membantu juga dalam meningkatkan sisi kreatifitas anak. Selain itu dia bisa dirinya sebenarnya mampu untuk membenahi masalah-masalah yang sedang dan akan dihadapinya.
3. Identifikasi pro dan kontra dari masing-masing solusi
Kita perlu membantu anak-anak untuk melihat sisi bagus dan buruknya dari setiap solusi yang ditemukan. Identifikasi ini akan mengajarkan anak melihat efek jangka panjang dari sebuah masalah sebelum pengambilan keputusan.
4. Pilih solusi yang terbaik
Ketika anak-anak sudah evaluasi pro dan kontra dari keputusannya, kita perlu mendorong dia untuk ambil keputusan.
5. Coba
Kita meminta anak-anak untuk coba solusi dan melihat hasilnya. Jika solusi yang dia pilih tidak bekerja dengan baik, dia bisa mencoba solusi lainnya.
Semua cara teknik penyelesaian masalah ini juga dipraktekkan di kursus coding anak. Ketika anak-anak membuat program, mereka akan menemui hasil-hasil yang di luar keinginan mereka. Mereka kudu mencari tahu inti permasalahannya, menemukan kemungkinan-kemungkinan dan selesaikan agar program mereka berjalan.
Apakah teknik ini bisa diterapkan di mana saja? Iya tentu saja. Dan kita bisa menerapkannya sebagai berikut.
Melatih Anak Problem Solving dalam keseharian
Ketika anak-anak menemui masalah, kita tidak perlu serta merta selesaikan masalah untuk dia. Namun, kita baiknya berjalan bersama dia dalam setiap tahapan penyelesaian masalahnya. Kalau dia membutuhkan bantuan, kita bisa menawarkan bantuan berupa arahan atau nasehat. Namun dialah yang perlu mengambil keputusan ini.
Kalau anak-anak ini tidak bisa menemukan solusi, bantulah dia untuk memikirkan solusi. Tetapi jangan pernah memberitahukan tindakan yang perlu dia lakukan. Dia kudu melihat hasil dari solusinya sendiri.
Anak-anak pasti memiliki kenakalan. Jadi kita bisa menggunakan teknik pemecahan masalah. Kita perlu tenang, duduk dan sampaikan kenakalan dia dan cari cara penyelesaian bersama. Setelah itu, kita bisa memberikan konsekuensi dari kenakalannya dia. Tetapi kita perlu terangkan kalau solusi kita akan membantu dia menjadi lebih baik.
Kita juga menggunakan teknik yang sama agar anak-anak menjadi lebih mandiri. Ketika dia lupa membawa peralatan olahraganya sebelum latihan, tanya ke dia, tindakan seperti apa yang perlu dia lakukan agar tidak terjadi lagi. Mintalah dia berpikir solusinya sendiri.
Anak-anak akan mendapatkan solusi yang kreatif. Dia bisa menjawab, “aku akan menulis catatan dan tempelkan di pintu keluar.” atau “aku akan menaruhnya di tas sebelum tidur.” Ketika dia latihan pemecahan masalah, berikan dia pujian.
Mengizinkan Konsekuensi Yang Natural
Konsekuensi yang natural adalah konsekuensi yang terjadi karena sikap atau kebiasaan yang tidak terencana seseorang. Misalkan anak yang dijauhi karena sering memotong antrian. Sebagai orang yang lebih dewasa, kita bisa mengajarkan konsekuensi ini di lingkungan yang aman.
Misalkan, kita mengajak anak ke taman bermain. Kita memberikan mereka uang jajan. Dan izinkanlah mereka menggunakannya semuanya mungkin 10 menit di awal. Setelah itu dia tidak boleh mengeluarkan uang sepeserpun.
Sampai di rumah, kita bisa diskusikan ke mereka kalau sikap atau kebiasaan mereka bisa membawa konsekuensi yang baik atau buruk. Berikanlah mereka pemahaman bahwa tindakan-tindakan keseharian mereka bisa mengakibatka konsekuensi yang natural.
Kemampuan memecahkan masalah perlu dilatih terus menerus. Bila orang tua dan guru bekerja bersama di les coding anak, kami percaya anak-anak akan semakin terlatih dan siap menghadapi masalah besar dalam hidupnya.
Untuk info lebih lanjut mengenai les coding anak iBiG Academy di daerah BSD, silahkan hubungi hello@ibigacademy.com